Selasa, 18 September 2012

Sarapan Pagi : Oatmeal Vs. Pecel

Nah, pagi ini aku berniat kembali hidup sehat. #hahaha, ketawa keras2 dulu. Sejak lepas lebaran, makananku jenis dan jumlahnya kembali bervariasi. Yah, itu mungkin sebuah permission setelah sebulan penuh Ramadhan tanpa nasi. Tapi kemudian, bukan tanpa alasan kalau metabolisme tubuh kacau lagi. Benar, kembali makan nasi memang memberi pengaruh yg signifikan terhadap peningkatan rentang waktu tidur, it means, nasi membuat saya lebih gampang mengantuk. Ini versi pribadi lho ya.

Dan, pilihan jatuh kepada pecel. Simple praktis dan enak. Itu menurutku. Tapi aku sendiri belum pernah mengkonfrontasikan antara bubur Oat dengan pecel. Paling banter, untuk menu pengganti nasi, bubur Oat  disantap dengan sup. Gurihnya sup mampu menutup rasa tawar bubur Oat yang sangat kuat. Ya, Oat memang luar biasa berasa tawar. Itulah sebabnya mengapa para pemula biasanya mutung mencoba oat.

pecel oatmeal

Kembali ke pecel. Stok bubmbu pecel yg ada cukup lah untuk satu kali seduhan bumbu pecel. Bayam dan manisah atau labu siam. Dan sebutir telur ayam. Semuanya di rebus. *mencatat di wish list, semoga yg rebus2 gini bisa tahan agak lama makannya, barang seminggu gitu*

Dan, ta raaaa.... Seduhan oatmealku kebanyakan tampaknya, hasilnya, KEKENYANGAN, hahaha.... Oh iya, karena mau seger2an, aku tambahin cacahan timun sama daun kemangi. Heumm.. Kata siapa makan sehat itu gak bisa lezat..

4 komentar:

  1. wah, boleh dicoba nih.... ide jitu mba. trims for share.

    BalasHapus
  2. hahahha...ini sarapan tadi pagi? kok gak dibagiin aku? #salah sendiri berangkat telat

    BalasHapus
  3. @mbak Al, sama sama, hayuk kalo punya resep lain aku dibagi mbak...

    @mbak Rie... aku sarapan di kos, lagian, mbak rie kan ga suka oatmeal..

    BalasHapus
  4. Di rumahku juga lagi hidup sehat, makannya rebusan mulu hihi... Labu sama bayem juga... tapi enak-enak aja kok XD

    BalasHapus

Author

authorBanyuwangi the Sunrise of Java, Indonesia jalan - jalan, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, karena dengan menulis kita belajar.
Learn More ?



Pengikut