Senin, 24 September 2012


Pagi – pagi memang selalu ribet kalau harus bikin sarapan sehat. Ribet yang akhirnya bikin kita males untuk menyiapkan sarapan, yang ujungnya adalah jajan sarapan gak jelas. Sebenernya ribetnya itu bisa diatasi kok. Untuk anak kos terutama  ya, masak sederhana itu menyenangkan sebenarnya, dan harus dibiasakan. Yah, itung2 latihan gitu.
Nah, pagi ini, sama seperti  pagi2 sebelumnya, tema masakannya masih sayuran, dan karena sudah beberapa hari terakhir ngidam banget sama sosis, maka keturutanlah akhirnya bikin sup sosis dan sayuran. Nah, karena sudah belanja dari tadi malam (sekalian disiangi dan dibersihkan) jadinya pagi tinggal cemplung2 aja. Praktis banget. Cocok untuk yang paginya suka buru2 masuk kuliah atau berangkat kerja.  Dan karena ada sosis di dalam sup, maka sudah tidak perlu lagi bikin lauk pendamping, satu kali aksi dapat sayur plus lauknya. Nah, kalau ada yang mau mencoba, ini resep simplenya:
Bahan:
3 buah sosis sapi, potong, kerat-kerat
1 buah brokoli hijau ukuran sedang, potong sesuai kuncupnya
1 buah kembang kol ukuran sedang, potong sesuai kuncupnya
1 buah wortel ukuran sedang, potong sesukanya (asal seragam bentuk dan ukuran)
50 gram kacang kapri, pilih yang masih muda, siangi (bisa diganti buncis, optional)
1 butir tomat ukuran sedang atau besar,
2 riung bawang putih, cincang halus
1 batang daun prei, iris halus
½ sdt merica bubuk
Sedikit pala
Garam
Gula

Caranya
panaskan 1 liter air hingga mendidih, masukkan bawang putih cincang, merica, pala, dan daun prei, rebus hingga mengeluarkan aroma harum.
Masukkan wortel, rebus kembali 3 menit. Masukkan brokoli, kembang kol, tomat, dan sosis. Rebus selama 2 menit. Beri gula dan garam sesuai selera. Terakhir, masukkan kacang kapri, tunggu sebentar lalu matikan api. Sup siap dinikmati. Jika kapri diganti dengan buncis, maka buncis masuk bersama dengan wortel. 

Sup Sosis + Sayuran

Oh iya, kuah sup ini sedap sekali jika digunakan untuk membuat bubur oat. Hasil akhirnya, bubur oat jadi seperti bubur ayam. Selamat mencoba!!
0

Selasa, 18 September 2012

Nah, pagi ini aku berniat kembali hidup sehat. #hahaha, ketawa keras2 dulu. Sejak lepas lebaran, makananku jenis dan jumlahnya kembali bervariasi. Yah, itu mungkin sebuah permission setelah sebulan penuh Ramadhan tanpa nasi. Tapi kemudian, bukan tanpa alasan kalau metabolisme tubuh kacau lagi. Benar, kembali makan nasi memang memberi pengaruh yg signifikan terhadap peningkatan rentang waktu tidur, it means, nasi membuat saya lebih gampang mengantuk. Ini versi pribadi lho ya.

Dan, pilihan jatuh kepada pecel. Simple praktis dan enak. Itu menurutku. Tapi aku sendiri belum pernah mengkonfrontasikan antara bubur Oat dengan pecel. Paling banter, untuk menu pengganti nasi, bubur Oat  disantap dengan sup. Gurihnya sup mampu menutup rasa tawar bubur Oat yang sangat kuat. Ya, Oat memang luar biasa berasa tawar. Itulah sebabnya mengapa para pemula biasanya mutung mencoba oat.

pecel oatmeal

Kembali ke pecel. Stok bubmbu pecel yg ada cukup lah untuk satu kali seduhan bumbu pecel. Bayam dan manisah atau labu siam. Dan sebutir telur ayam. Semuanya di rebus. *mencatat di wish list, semoga yg rebus2 gini bisa tahan agak lama makannya, barang seminggu gitu*

Dan, ta raaaa.... Seduhan oatmealku kebanyakan tampaknya, hasilnya, KEKENYANGAN, hahaha.... Oh iya, karena mau seger2an, aku tambahin cacahan timun sama daun kemangi. Heumm.. Kata siapa makan sehat itu gak bisa lezat..
4

Jumat, 24 Agustus 2012



Saya seorang perempuan. Dan saya cantik. Ya. Saya cantik. Sudah menjadi fitrah seorang perempuan untuk menjadi cantik. Tapi mari kita kembalikan kepada definisi cantik yang agaknya akhir akhir ini maknanya mengalami penyelewengan. Cantik ala kapitalis dalam istilah saya. Dimana seorang perempuan itu harus berkulit putih, berambut panjang, dan ramping. Padahal, definisi itu dibuat semata mata untuk memasarkan produk pemutih, pelangsing, dan produk perawatan rambut.
Lalu apa makna cantik sebenarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata  cantik memiliki makna molek, indah, enak dipandang, serasi antara bentuk, rupa dan lainnya. Nah tentu, kecantikan yang seperti ini tidah hanya berasal dari penampilan fisik saja. Kecantikan fisik haruslah ditunjang dengan kecantikan hati.
Kecantikan seorang perempuan mutlak harus berasal dari kecantikan ruhani. Kecantikan yang berasal dari dalam hati yang memancar keluar dan memberikan warna yang indah pada diri seorang perempuan. Kecantikan seorang perempuan berasal dari akhlaq dan budi pekertinya yang ditunjang keimanannya kepada Tuhan (Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. (As Shaad : 46), Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Al Qalam: 4)). Akhlak dan budi pekerti seorang perempuan yang mulia akan menentramkan orang orang disekitarnya, memancarkan kasih sayang dan kepercayaan kepada orang – orang yang berada di sekitarnya. Itulah yang disebut dengan Inner Beauty.
Kecantikan fisik seorang perempuan tidak melulu harus di tafsirkan dengan kulit putih, rambut panjang dan tubuh yang langsing. Kondisi jasmani yang sdhat secara keseluruhan akan menunjang kecantikan fisik seorang perempuan. Kesehatan tubuh tentu harus dijaga dengan asupan makanan yang bergizi tinggi, makanan yang menutrisi tubuh secara maksimal, makanan yang tidak menggerogoti kesehatan tubuh secara umum. Intinya, perbanyak sayur dan buah yang kaya vitamin dan mineral, tingkatkan konsumsi makanan laut yang tinggi omega 3 yang baik untuk kesehatan kulit, makanan kaya kalsium yang menunjang kesehatan tulang, serta, perbanyak minum air putih. Mengapa air putih? Ya, air putih terbukti memang baik untuk kesehatan tubuh secara umum, selain menjaga kesegaran tubuh, air berfungsi juga tntuk mentransportasikan zat gizi yang terkandung di dalam makanan yang kita konsumsi.
Kombinasi antara kecantikan ruhani dan jasmani tersebut akan memancarkan kecantikan seorang perempuan yang sesungguhnya. Tentunya, ditunjang dengan penggunaan produk perawatan dan kosmetik yang tep`t. Perawatan kecantikan dengan penggunaan kosmetik yang tepat adalah salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap apa yang telah Tuhan karuniakan kepada para perempuan.
Berbicara mengenai penggunaan kosmetik yang tepat, kosmetik seperti apakah yang tepat? Tentu kita akan sedikit mengernyitkan alis mata, karena sekarang ini telah beredar berbagai macam jenis konsmetik di pasaran, memilih yang tepat tentu seperti mencari jarum yang terselip di antara tumpukan jerami. Dalam pandangan saya, kosmetik yang tepat adalah yang aman bagi tubuh, mengandung bahan alami dan tentunya, bagi seorang muslim, halal menjadi persyaratan yang mutlak.

Mengapa harus halal? Kosmetik digunakan tentunya di pakai secara langsung pada permukaan kulit kita. Dan, tentunya apabila kosmetik itu berbentuk krim yang meresap ke dalam tubuh maka dia akan terikut pada aliran darah. Belum lagi kosmetik yang memiliki potensi yang besar untuk tertelan, seperti lipstik misalnya. Tentu bahan baku yang digunakan haruslah halal. Seperti yang telah saya baca di suatu literatur mengenai lipstik, lebih dari 50% lipstik yang dibuat di Amerika mengandung lemak babi untuk memberikan efek mengkilap. Bayangkan saja ketika lipstik tersebut dipakai oleh muslimah, maka secara tidak langsung, muslimah tersebut telah mengkonsumsi barang yang haram. Keharaman babi mutlak telah dinyatakan di dalam al-Qur’an (Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” [QS. Al An’am: 145] dan “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. An Nahl: 115]).
Beruntung di Indonesia telah hadir rangkaian kosmetik dari Wardah yang telah mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI yang merupakan lembaga sertifikasi halal dan pusat halal dunia yang bertugas menyebarkan informasi kepada masyarakat mengenai produk yang bersertifikat halal. Dengan hadirnya Wardah, kita perempuan, para muslimah khususnya, tidak perlu bingung lagi untuk memilih kosmetik yang aman dan sesuai dengan yang telah di syariahkan oleh agama.

Saya sendiri termasuk golongan perempuan minimalis, ini definisi saya. Saya kurang suka memakai kosmetik yang berlebihan. Tapi saya tergila – gila pada lipstik. Rasanya ada yang kurang ketika saya beraktifitas sebelum memakai lipstik. Menurut saya lipstik sudah menjadi moodbooster yang bisa membuat saya semangat. Awalnya, saya jarang memperhatikan lipstik yang saya pakai, suka – suka saja memilih lipstik, asal warnanya cocok saya pakai, saya akan beli. Baru kemudian setelah membaca beberapa informasi memgenai kandungan yang ada dalam sebatang lipstik, saya mulai selektif. Lipstik yang kita gunakan, kan, kemungkinan besar dapat hkut tertelan ketika kita mengkonsumsi makanan maupun minuman. Yang artinya, ketika bahan yang terkandung di dalam lipstik tersebut haram, maka kita otomatis mengkonsumsi barang haram. Pemikiran itu kemudian membuat saya lebih selektif dalam memilih lipstik, dan tentunya kosmetik lainnya, saya mulai berburu logo halal dalam setiap kemasan lipstik yang akan saya beli.
logo halal 
Dan akhirnya, pilihan saya jatuh kepada Wardah yang notabene adalah pioneer kosmetik halal di Indonesia. Bismillah. Setelah memilih Exclusive Lipstick Wardah, ada perasaan tenteram yang mengaliri hati ketika menggunakannya. Awal saya mencoba, saya langsung suka. Lipstik wardah tidak terlalu ‘berat’. Kandungan bahan alaminya seperti Shea butterolive oilsqualene dan jojoba oil, sebagai pelembab akan menjaga kelembutan bibir. Selain itu kandungan vitamin E sebagai anti oksidan juga sangat bermanfaat. 
Lipstiknya sangat ringan dan nyaman di bibir, tidak terasa berat dan lengket. Benar benar membuat saya puas. Dari lipstik kemudian saya bergeser kepada parfum, body lotion, massage oil zaitun. Dan semuanya benar benar membuat saya puas.

Pada akhirnya, cantik itu adalah fitrah setiap perempuan. Kecantikan ruhani,kecantikan fisik, kematangan dan pola pikir seorang perempuan secara keseluruhan akan berpadu dalam mewujudkan inner beauty. Itulah kecantikan yang sesungguhnya. 




  Tulisan ini dalam blog ini diikutsertakan dalam lomba BLOG #KosmetikHalal yang diselenggarakan oleh  BLOGdetik yang bekerja sama dengan LPPOM MUI dengan menggandeng WARDAH untuk mensosialisasikan Halal Is My Life.
3

Selasa, 31 Juli 2012

Lazimnya sih masakan ini disebut dengan tim ikan atau steam ikan, tapi tim ikan yang konon asalnya dari Thailand itu biasanya pakai daun ketumbar dan ikannya biasanya kakap atau kerapu.
Nah! karena saya make bumbunya asal yang ada di dapur, dan pake ikannya asal yang ada di mbak Nur (swalayan subuh depan gang) makanya saya ganti aja namanya jadi Ikan Kukus. 

Kelebihan dari Ikan Kukus ini adalah kandungan nutrisi yang tidak banyak berkurang akibat pemanasan, jika dibandingkan dengan Ikan yang digoreng. Karena dikukus, tidak ada tambahan lemak, sehingga ikan kukus relatif lebih sehat. Waktu persiapan yang singkat, bumbu yang sederhana, dan proses yang tidak rumit membuat resep ini patut di coba bagi pemula. 

Yang sedikit tricky adalah proses pemilihan ikan. Ikan yang dipilih harus benar - benar segar. Jika tidak, besar kemungkinan Ikan Kukus yang dihasilkan teksturnya tidak juicy dan rasanya tidak terlalu nendang. Bagaimana ciri ikan yang segar itu? Sederhana saja. Matanya cemerlang, baunya segar (tidak anyir), tidak banyak lendir di permukaan kulitnya, sisiknya masih menempel kuat, dan jika dagingnya di tekan dengan jari akan segera kembali ke bentuk semula (Murniyati dan Sunarman, 2000). Bagaimana dengan yang berformalin? Mudah saja, formalin tidak bisa menipu mata. Karena ikan yang berformalin, meskipun memiliki ciri ikan segar,matanya tidak akan cemerlang. Mata ikan berformalin cenderung keruh, dan cekung. Dan ketika membeli ikan, pastikan memilih penjual ikan yang men-display dagangannya dengan menggunakan es untuk menjamin kesegaran ikan.


Dan, kembali kita kepada resep Ikan Kukus.


Bahannya:
1 ekor Ikan berukuran kurleb 300-400 gr (Bisa pakai Ikan Bawal -seperti di display picture-, kakap, putihan, gurami atau ikan apa saja sesukanya). Siangi, Lumuri dengan air jeruk nipis.


Ikan Bawal
Bumbunya:
3 siung bawang putih, cincang
3 siung bawang merah, cincang
2 buah tomat, potong tipis
1 ruas jahe, cincang
1 ruas lengkuas, cincang
1 batang sereh, iris halus
2 buah cabe merah, iris halus (bisa tambahkan cabe rawit jika suka)
1 sdm kecap `sin
1/2 sdt gula


bumbu iris
Caranya:
1.Masukkan semua bumbu dalam mangkuk, aduk hingga rata. 
2.Tiriskan ikan yang telah dilumuri dengan air jeruk nipis. 
3.Siapkan pinggan tahan panas. Alasi pinggan dengan campuran bumbu. Letakkan ikan diatasnya. Lumuri bagian atas ikan dengan campuran bumbu. Masukkan sebagian bumbu ke dalam rongga kepala dan rongga perut ikan. 


kenapa jungkir balik kamu Ikan?
(ssst, saya ga punya pinggan, punyanya mangkok stainless steel)
4.Panaskan dandang atau kukusan. Masukkan pinggan berisi ikan. Pastikan air di dalam dandang / kukusan telah benar - benar mendidih ketika ikan dimasukkan. Ini akan mencegah pemanasan lambat yang membuat ikan tidak juicy ketika disantap. Kukus selama 20 menit. Matikan api. Angkat pinggan. 
kenapa jadi miring miring sih ini....

Ikan Kukus siap untuk di hidangkan.



8

Selasa, 24 Juli 2012

Monday, June 25, 2012 at 3:22pm / copast from Facebook's Note 

Rencana ini sudah dibuat sejak beberapa minggu yang lalu, tapi realisasinya baru kesampean hari minggu kemaren. Bersepeda di hari minggu pagi yang cerah bersama dua rekan Pajang 02. Bersepeda seakan sedang menjadi trending di lingkungan sekitar. Betapa banyak sekali orang2 setiap hari mengumtmkan bahwa dirinya sedang nggowes. Seakan akan tidak nggowes itu tidak keren. Oke, kita kembali ke topik awal. Saya mau cerita tentang jalan – jalan saya di hari minggu kemarin.
Start jam 6 pagi. Destinasi awalnya adalah pantai Boom yang terkenal hingga ke manca negara (Lebaytun). Pantai Boom bisa dikatakan sebagai salah satu ikon destinasi jalan – jalan keluarga di minggu pagi. Pantai yang tidak terlalu bersih ini memang terletak tak jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Banyuwangi. Dan, sebagai ikon destinasi jalan – jalan keluarga bahagia di hari minggu pagi yang cerah, tentu Anda semua bisa menebak ada apa di pantai Boom di hari minggu pagi. Yap. Tepat sekali. Penjual beraneka ragam makanan, sandal, poster, baju, bahkan yang unik, kami bertemu dengan penjual bawang. Nampaknya penjual bawang ini jeli membaca naluri belanja para ibu yang berkesempatan menghabiskan minggu paginya di pantai Boom.
ini pantai BOOM, siluetnya itu adalah pulau Bali
Bekal nasi kuning yang dibeli di depan Pemda kami santap disini. Hemm, teriknya matahari jam setengah tujuh pagi lumayan menambah selera makan kami.  Setelah sebungkus nasi dan es krim paddle pop rasa buah (kami beli eskrim karena kasihan bapak tukang eskrim yang dagangannya gak terlalu laku, alasan!!), perjalanan dilanjut menuju pulau Santan.  Sebelumnya, sempat mampir ke abang penjual mpek2 aci, dan tukang ban untuk tambah angin.
Di pulau Santan, waw, surprise juga menemukan perkampungan nelayan tradisional yang letaknya tak lebih dari 2 KM dari pusat pemerintahan Kabupaten Banyuwangi. Perkampungan Pulau Santan berada di pantai yang terpisah oleh laguna, yang dihubungkan oleh jembatan kayu.
gradasi awannya keren sangad
Bisa dikatakan perkampungan ini adalah perkampungan tradisional, meski disini sudah teraliri listrik. Masyarakatnya sebagian besar mencari nafkah dengan mengoperasikan jaring tarik secara berkelompok antara 5 – 7 orang.
mengumpulkan hasil tangkapan
Ada sekitar 100 rumah di kampung ini.  Tidak ada bangunan sekolah. Kayuhan sepeda membawa kami terus menyusur hingga ke selatan perkampungan. Sayang, rencana menyeberang laguna untuk sampai ke Kelurahan Sobo terhalang oleh ombak yang lumayan besar. Jadi terpaksa kami balik kucing keluar lewat perkampungan lagi (bushet, medannya sih datar, tapi tanah yang berpasir cukup untuk membuat kaki nyut2an).
Keluar dari Pulau Santan, kayuhan sepeda berlanjut menyisir bagian timur wilayah Kecamatan Kota. 
Terus ke selatan hingga melewati Kuil / Klentheng Tri Dharma di Karangrejo (baru tau kalo ada klentheng besar disitu). Teruuuuuuuussss ke selatan hingga ke daerah tambak – tambak (biyuuuuh, adoheeee, iki sopo seh seng golek rute). Beberapa kali berhenti, akhirnya sampai jugan ke Perumahan Sobo, destinasi #3. Sampai disini, kami istirahat cukup lama sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan pulang ke kosan.

Rasanya? Jangan ditanya. Gemporrr. Karena belum pernah bersepeda jarak jauh, jadi mungkin otot2 jejeritan protes. Tapi apa yang di dapat hari itu lebih dari sekedar memuaskan. Eksplore tempat baru, kultur baru, pengetahuan baru. Bukankah itu makna dari jalan – jalan??


6

Kamis, 19 Juli 2012

Bangun pagi tadi, aku baca pesan Whatsapp di Grup. 

Rul kamu masuk JAWAPOS lho, di halaman for her.. Mataku seketika melek.


Teman grup lalu mengirim jepretan kamera ponselnya ke grup. Dan senyumku pun makin mengembang lebar. Tulisan super pendek yang aku kirim via email ke JawaPos For Her untuk kolom Halau Galau 10 Juli lalu ternyata berhasil dimuat. Tentang usaha langsing. Sebenernya tulisannya biasa saja. Pendek. Sangat pendek karena hanya dibatasi 50 kata. Harus ada klimaks dan konklusi. Dan topik usaha langsing ini adalah topik yang menjadi musuh bebuyutanku. Karena sudah menjadi hasrat hampir semua wanita yang ada di jalur mainstream untuk Being Thin. termasuk saya yang tergolong big sizer ini mungkin. 

Dan tralalala.... Nembuuusss!!! 

JawaPos section For Her
Jika aku total, ini adalah tulisan opini pendekku yang ke 4 yang dimuat di media cetak. Tiga sebelumnya dimuat di majalah wanita Cita Cinta. Satu diantaranya mendapatkan hadiah. Tapi FOR HER ini yang paling spesial. 1. Karena dimuat di koran besar nasional. 2. Karena disitu aku satu kolom dengan Lia Ananata, Nova Eliza dan Terry Puteri.   3. Karena mendadak di sms dan di mention oleh banyak kawanku yang membaca JawaPos. :D:D:D Berasa jadi artis deh hari ini... Hahaha.
ini nih tulisannya
Dan yang lebih membuat tertawaku mengembang lebar adalah pesan yang masuk lewat WhatsApp dari seorang teman yang tinggal di Surabaya.

Jeung temenku nanya, emang resep hidup sehatnya apa.

Masih makan normal mbak, masih sesekali ngemil., gak pake produk apa2, dan masih juga jarang olahraga. Cuman berusaha stop gula pasir, mengurangi nasi putih hingga tinggal setengah aja. Bla bla bla... Dan aku pun menjelaskan, lebih cerewet dari Terry Puteri ini kayaknya.

Emang udah turun berapa kilo jeung..?

Blaaarrrr, ini nih pertanyaan yang paling berat.

Baru dua kiln. Jawapos sih, keburu dimuat sebelum hasilnya signifikan. Balasku dengan diikuti emoticon menunduk lesu.

Hahaha,

Sebenernya bukan turun BB sih poin penting di opini itu. Tapi bagaimana seorang big sizer harus menikmati hidup,berhenti meresahkan ukuran baju,berhenti benci baju – baju modis, berhenti membenci makanan yang berpotensi menumpuk di tummy, boobs, and butt. Yang terpenting adalah bagaimana menjalani hidup sehat dan bersyukur atas hidup yang indah. Makan sekedarnya untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, olahraga (aku menyebutnya dengan bergerak apa saja), dan mencintai hidup. Mencintai hidup, inilah hal yang tersulit. Sinis terhadap kondisi diri sendiri justru akan membuat metabolisme tubuh kacau, membuat nafsu makan menjadi tak terkendali, dan katanya justru itu akan membuat semua makanan yang dimakan akan terserap dengan sempurna. Mengisi ruang - ruang kosong yang berpotensi untuk lebih melar lagi.
So, menjalani pola hidup yang sehat dan menikmatinya, menjaga pola pikir yang sehat dan seimbang, itulah usaha langsing yang paling yahud menurutku!!
4

Jumat, 08 Juni 2012

Baluran. Dulu saya kenalnya Baluran itu Suaka Margasatwa yang menjadi tempat perlindungan untuk banteng. Itu dulu. Jaman masih SD. Jaman masih harus menghapal Cagar Alam dan Suaka Margasatwa di pelajaran IPS. Sekarang semua Cagar Alam dan Suaka Margasatwa kayaknya sudah berubah nama menjadi Taman Nasional. Baluran National Park. Dan, mengunjungi Baluran sama sekali tidak ada dalam rencana jangka pendek maupun jangaka panjang saya. Sama seperti ketika mengunjungi Sukamade di TN. Meru Betiri yang merupakan tempat konservasi penyu, dan seperti juga ketika mengunjungi TN. Alas Purwo dan Pantai Plengkung yang terkenal dengan G-Land nya. Semuanya serba mendadak.

Seperti kunjungan saya ke Baluran ini juga, awal Mei 2012. Mendadak dangdut. Kelas Biologi Laut semester ini harus ada praktikum lapang. Itu hukum dasar yang digunakan sebagai legal aspect, walaupun sebenarnya itu hanyalah alasan untuk kembali mbolang. #killingguilty. Dan gayung pun bersambut, kelas sangat antusias sekali dengan praktikum lapang ini. Segala persiapan mereka atur sendiri. Dan saya, sebagai komandan, tinggal terima laporan beres.


Pagi itu 6 Mei 2012. Rombongan menuju Baluran pun berangkat. Dengan TRUK. What a great mbolang kali ini. Setelah sebelumnya mengunjungi Sukamade dengan land rover dan TN Alas Purwo dengan Travello, sekarang pakai truk. Yea, feel mbolang kali ini jadi lebih berasa mbolangnya. Hahaha
Jarak menuju pintu masuk TN Baluran ternyata tidak terlalu jauh dari gerbang selamat datang Kabupaten Situbondo dari arah Banyuwangi. Sekitar 2-3 km, yang artinya pintu masuk TN Baluran ini hanya sekitar 35km dari pusat kota Banyuwangi. Sampai pintu masuk, rombongan melakukan registrasi (Rp.2500/orang, ditambah Rp. 6000/kendaraan). Ritual wajib setelah registrasi (berlaku untuk acara mbolang di manapun) adalah sesi pemotretan.  Itu penting untuk bukti otentik bahwa We’ve been there. Oh iya, sebagai komandan, saya didampingi oleh my besty, Irma. Yang jauh – jauh datang dari Jember. Jadi lebih berasa serunya. Saya tidak membayangkan bila sebagai komandan perjalanan, Irma tidak ada, bisa – bisa matgay, alias mati gaya saya di depan peserta kelas Biologi laut yang Unyu- Unyu ini.

sesi pemotretan bersama para unyu'ers
Dan, selanjutnya hutan tropis yang hijau sepanjang tahun pun membentang di depan. Jauuuuh sekali masuknya menurut saya. Mungkin ini efek dari jalan yang jelek jadi membuat perjalanan yang hanya berjarak 15-20 KM ini terasa jadi seperti ribuan kilometer. #lebay# Dan. Rimbunnya hutan hijau kemudian terkuak, sebelah kiri, gunung Baluran angkuh berdiri dan di sebelah kanan, savana membentang. Destinasi 1 tercapai. Savannah Bekol. Begitu sampai di savannah ini, saya seperti berada di antah berantah. Pertanyaannya adalah, apakah ini masih masuk ke dalam wilayah endonesia raya? Ya, iyalah masuk. Pertanyaan yang aneh.

Saya masih aja bengong melihat rusa di tengah savannah. Ndeso ah saya ini. Lihat ibu – ibu rusa arisan aja aneh.

ibu rusa malu dipotret


gunung baluran melatar savannah

Lanjut, setelah sesi bengong selesai, truk kemudian membelah savannah menuju pantai Bama yang hanya berjarak 3 KM dari savannah Bekol. Di tengah jalan, sempat melihat juga ada serombongan ibu  - ibu merak pulang arisa, eh hey... Ada bapak rusa pulang fitness juga. Ternyata mereka tengah negrumpi di rimbunnya semak. Puas jeprat – jepret, perjalanan dilaju lagi. Bama.

Ouh, airnya sedang pasang. Kami harus menunggu air surut  untuk bisa senorkel. Sementara air belum surut rombongan berjalan menuju sebelah utara (sebelah kiri tepatnya, karena saya ga paham mana utara mana selatan) pantai, dimana terdapat hutan bakau. Nah, ternyata, disini air terlalu tinggi untuk kami melakukan plotting. Akhirnya? Semua mhs main air. Dan saya? Ikut juga pastinya. Dalihnya? Memberi contoh plotting. Hahahaha...


technical meeting


pantai peri
Puas plotting di kedalaman air, kami berpindah menuju Dermaga Cinta (yaelah ini siapa sih yang kasih tau si Irma kalo namanya lebaytun begini). Sebenarnya Dermaga Cinta ini lebih mirip geladak yang membelah rimbunnya hutan bakau. 

di rimbunnya hutan bakau
Di ujung geladak, tara..... Laut! Tidak terlalu dalam dan ada tangga menuju ke air. Surprise-nya. Dari atas sudah terlihat ada terumbu. Kereeeeen.

with my besty di dermaga cinta (sandalnya bo')
Akhirnya waktu surut yang dinantikan tiba juga. Rombongan  kemudian turun untuk melakukan pengamatan bawah air. Dan itu pengalaman pertama saya snorkeling. Dan ternyata dunia bawah air itu amazing sangaaaattt... #lebaytun lagi. Lepas dari pantai, padang lamun menghampar. Baru kali ini saya melihat langsung padang lamun. Habitat yang disebut sebut dapat menyerap karbon dioksida 2 kali lipat dari tumbuhan dai darat. Dari yang ukuran besar sampai di ukuran mini.

Berenang terus ketengah, akhirnya saya ketemu dengan terumbu karang. Heeeem, rasanya gimanaaaa gitu. Hahahaha, lebaaaayyy. Ada karang meja, karang tanduk rusasoft reef, anemone laut, terus ada apa lagi ya? Banyak. Ada ikan yang unyu – unyu, ada juga bintang laut dari yang kecil, sampe yang berdiameter sekitar 30 cm. Saking terseponanya dengan keindahan bawah air, kami serombongan tidak menyadari bahwa air sudah sangat  surut. Dan, karena sudah terlalu dangkal, maka air lautnya sudah tidak bisa lagi direnangi. Akhirnya , yak, kami berjalan dengan sangat hati – hati. Mencari sisi dasar yang tidak terdapat karang. Menginjak karang berarti merusak ekosistem, dan itu pantangan terbesar bagi yang berwisata di Pantai Bama ini.



puas senorkel, nampang dulu
Untuk melakukan senorkeling di pantai Bama, wisatawan bisa menyewa masker-snorkel di Sekretariat Resort Bama. Harga sewanya sekitar 35 – 50 ribu including kaki kataknya. Oh iya, snorkel hanya boleh dilakukan di dalam batas area yang diizinkan (ada pembatas dari tali dan pelampung). Karena beberapa meter dari area senorkel Bama terdapat palung yang cukup dalam. Ada kawan dari kawan saya di kantor yg tenggelam di palung tersebut dan meninggal ketika melakukan snorkeling di Bama.

senja yang sunyi


Akhirnya hari itu petualangan harus disudahi dengan melakukan plotting di wilayah padang lamun yang telah surut. Satu rantai makanan ditemukan. Praktikum diselesaikan. Dan bonusnya, menembus keremangan senja di hutan Baluran untuk perjalanan pulang, ada seekor macan tutul yang hendak pulang ke peraduan. Sebuah penutup hari yang sangat indah.


5

Rabu, 09 Mei 2012

Setahun di Banyuwangi. Ah sepertinya aku sangat menantikan hari ini. Tidak sabar untuk menulis semacam Flash back untuk tahun pertamaku tinggal di Bumi Blambangan.
Aku tiba di banyuwangi tepat setahun yang lalu untuk penempatan dinas di Unit Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Kota kecil di ujung timur Pulau Jawa. Hanya itu yang ada di benakku waktu itu, karena walau lahir dan di besarkan di Jember, yang bersebelahan dengan Banyuwangi, aku baru dua kali menginjak kaki di Kota berjuluk the Sunrise of Java ini. Tidak banyak yang kuketahui tentang kota kecil ini.
Ternyata, tinggal di tempat baru, bergabung dengan keluarga baru –Keluarga Besar Lab. Banyuwangi-  memiliki daya tarik tersendiri bagiku. 
geng ibu2 lab banyuwangi
Dua bulan pertama di sini aku tinggal di kontrakan, tinggal sendiri. Benar – benar sendiri. Banyak pergolakan batin yang kuhadapi disini. Hingga pada akhirnya aku berhasil berdamai dengan diriku sendiri. LPJ di Kawi adalah titik balik dari semua itu. Ada banyak hal yang kupelajari dan bisa kubawa pulang. Ada banyak hal untuk kusyukuri disini. Dan ada amanah Tuhan yang harus aku jaga disini.

Dan petualangan itupun dimulai.
Bali. Itu destinasiku yang pertama. Karena hingga hampir 27 tahun umurku waktu itu, aku belum pernah sekalipun menginjak pulau Bali. Orang bilang Bali itu selangkah saja dari banyuwangi. Ah, mereka salah. Bali itu jauuuuuhhhh..... #Denpasar maksudnya.  Masih 3 jam perjalanan dari Gilimanuk. Tapi terkadang aku iseng, naik Ferry untuk menyeberang ke Gilimanuk dan kembali lagi ke Ketapang. Tujuannya? Hahaha, aku pura2 menikmati perjalanan dengan kapal pesiar. Cukup menyenangkan dan menghibur.
pura segare rupek

Petualangan demi petualangan kemudian menjadi candu. Bukan lagi bertujuan untuk membunuh sepi, tapi menjadi semacam suntikan semangat untuk lebih mencintai kota ini.  Pernah satu kali aku tandem dengan tengan temanku, menyusur jalan perkebunan karet yang kami tak tahu kemana berujung. Ternyata jalan di perkebunan itu menuju ke track Kawah Ijen. Hanya sampai pos pertama, kami kembali karena matic yang kami kendarai sudah tak kuat menanjak lagi. Jackpot. Kami mampir ke peternakan lebah dan melihat langsung petani lebah memanen beepollen.

Tahun 2012 menjadi tahun yang sedikit sibuk. Dengan bertambahnya beban kerja, jadwal mider kesana kemari juga kian betambah. Setidaknya sebulan sekali aku harus ke Surabaya untuk urusan kedinasan. Menghirup peradaban. Demikian aku menamakan.  Tapi semakin aku sering ke Surabaya semakin aku mencintai Banyuwangi. Semakin aku menyambangi peradaban, semakin aku rindu untuk pulang ke Banyuwangi.  


Taman Kota a.k.a Alun - Alun Sritanjung


Dan hasratku untuk mengeksplorasi sudut demi sudut Banyuwangi seolah semakin menggebu (bahasakuuuu, ampun deeehhhhh!!!). 


Berkelana dari satu Taman Nasional ke Taman Nasional yang lain. 


Meru Betiri,


Alas Purwo, 

Baluran. 


Dari satu pantai ke pantai yang lain (masih penasaran dengan Pantai Lampon dan Pulau Merah). Dan menggali setiap sudut kota dan pedesaan yang memiliki daya tarik yang luar biasa. 


pantai yg.....

Ah satu lagi, ada amanah tambahan dari Tuhan untuk mengabdi di Dunia Pendidikan. Dunia yangsampai sekarang mewarnai mimpi2ku. 


bersama mereka yang muda kritis dan visioner, generasi merdeka


Tuhan itu Maha Baik. Saat aku butuh alasan untuk tetap bertahan disini, maka DIA memberi jauh lebih banyak dari sekedar alasan. 

6

Author

authorBanyuwangi the Sunrise of Java, Indonesia jalan - jalan, berbagi ilmu, berbagi pengalaman, karena dengan menulis kita belajar.
Learn More ?



Pengikut